The Power of Kepepet Keuangan: Habiskan Gajimu!
Anda pasti sudah pernah mendengar istilah the power of kepepet, bagaimana dengan istilah the power of kepepet keuangan? Perencana keuangan independen Finansialku akan berbagi sebuah cerita the power of kepepet keuangan.
Apa itu The Power of Kepepet Keuangan?
Istilah The Power of Kepepet pertama kali dipopulerkan oleh Jaya. Dalam bukunya ada sebuah quote yang sangat menyentuh, yaitu
Kondisi kepepet adalah motivasi terbesar di dunia.
Jaya Setiabudi
Tapi (ada tapinya ini), dalam kondisi kepepet seseorang pasti akan melakukan yang terbaik, mengeluarkan kekuatan terbesarnya dan usaha maksimumnya. Permasalahan bagaimana dengan hasilnya? Apakah hasilnya juga maksimal? Finansialku tertarik untuk mengetahui pendapat teman-teman, silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini. Terima kasih.
Sekarang bagaimana dengan the power of kepepet keuangan? Apakah seseorang akan mengeluarkan usaha maksimalnya, ketika kepepet keuangan? Unik tetapi jawabannya iya. Apa buktinya?
Seorang ibu, sampai rela jual emas atau perhiasannya untuk biaya kuliah anaknya.
Seorang bapak, rela bekerja lembur untuk membiayai anaknya yang sakit.
Seorang melakukan tindakan kriminal, hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur (jangan ditiru ya).
Seseorang ikut investasi yang janjinya muluk-muluk, karena kepepet kurangnya dana untuk pensiun.
dan masih banyak lainnya.
Pada dasarnya penulis setuju dengan pendapat Bapak Jaya Setiabudi: kondisi kepepet keuangan memberikan motivasi besar agar orang tersebut bekerja lebih maksimal.
Pertanyaan Pertama: Apakah kita harus benar-benar kepepet keuangan, baru mau bekerja maksimum? Baru mau merencanakan keuangan?
Siapa yang mau berada dalam kondisi kepepet keuangan. Dalam bukunya, Pak Jaya juga memberikan ide bahwa kita dapat menciptakan kondisi kekepet. Hal serupa juga dapat diciptakan dalam kepepet keuangan. Seolah-olah Anda menciptakan sebuah kondisi kekepet keuangan. Jadi bagaimana caranya?
Menciptakan Kondisi Kepepet Keuangan
Ada beberapa cara menciptakan kondisi kepepet keuangan. Langkah pertama adalah:
Habiskan Semua Gajimu!
Ga salah tuh, habiskan semua gajimu? Ya sekali lagi habiskan semua gajimu. Besarkan pengeluaranmu dengan mengikuti pola ini:
Mengelola Arus Kas Keluarga - Cash Flow Keluarga
[Baca juga: Cara Mengelola Keuangan Keluarga yang Baik]
Habiskan gajimu untuk menabung dan berinvestasi. Ikuti pola di atas, setelah Anda mendapat gaji (dikurangi potongan ini itu, dikurangi pajak penghasilan), kemudian gunakan untuk tabungan, investasi, premi asuransi. Bayar lunas cicilan dan/atau utang konsumtif. Baru sisanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7 dari 10 orang, mengatakan gaji saya tidak bakal cukup untuk hidup, kalau dipake buat nabung atau investasi dulu. Nah itulah kondisi kepepet Anda. Disinilah seni mengelola arus kas (cash flow) keuangan keluarga Anda. Saran kami adalah: kumpulkan tim keuangan keluarga Anda (pasangan dan anak-anak), kemudian diskusikan, bagaimana cara menggunakan sisa uang tersebut untuk memenuhi pengeluaran keluarga.
Buat Due Date!
Apa yang menyebabkan seorang kepepet? Jawabannya adalah due date (waktu jatuh tempo). Sekarang saatnya Anda ambil pen dan kertas. Tulis tujuan keuangan Anda, misal
Anak masuk kuliah … tahun lagi.
Saya ingin beli rumah kedua … tahun lagi.
Saya mulai pensiun … tahun lagi.
Saya mau pergi beribadah Haji … tahun lagi.
Saya ingin berkeliling dunia … tahun lagi.
Saya ingin …
Setelah Anda tahu berapa tahun lagi, sekarang tulis berapa biayanya. Nah sekarang Anda sudah memiliki due date. Anda sudah tahu target waktu dan biaya yang harus dipenuhi untuk membeli tujuan-tujuan keuangan Anda.
4 Jenis Manfaat Pensiun di Indonesia
Jika Anda mengalami kesulitan membuat formulasi tujuan keuangan, atau kesulitan membuat strategi untuk mengejar tujuan keuangan Anda, jangan khawatir. Finansialku akan membantu Anda membuat rencana keuangan (financial plan).
Buat Target Pertumbuhan Pendapatan, Terutama Pendapatan Pasif
Kalau Anda sudah bekerja atau memiliki perusahaan, Anda tidak asing dengan; Target Pendapatan Perusahaan. Atau mungkin Anda pernah membaca di Koran, PT. ABC tahun ini berusaha meningkatkan penjualan sebesar 10%.
Cara Bijak Mengelola Keuangan Keluarga
Bagaiamana dengan Anda? Apakah Anda memiliki target pertumbuhan pendapatan? Khususnya pendapatan pasif lho. Nah ini juga kondisi kepepet keuangan.
Sederhananya adalah: rata-rata kenaikan barang-barang (inflasi) di Indonesia adalah 8% – 10%. Seharusnya pendapatan Anda bertambah lebih dari 10% donk. Pendapatan tidak Cuma dari gaji lho, ada juga hasil investasi, bunga deposito juga pendapatan dari kos-kosan, pendapatan dari bisnis waralaba dan lain sebagainya.
Buat Target Kekayaan
Selain pendapatan, Anda juga wajib memiliki target kekayaan. Anda mungkin pernah mendengar kata-kata: “Merry Riana memperoleh 1 juta dollarnya pada usia 26 tahun.”
Kisah Sukses Merry Riana - Motivator dari Indonesia
[Baca juga: Mimpi 1 Juta Dollar – Merry Riana]
Nah sekarang bagaimana dengan Anda? Saya harus memiliki dana ……… pada usia ……. Tahun. Kalau Anda memiliki target kekayaan tersebut, Anda berada dalam kondisi kepepet keuangan.
Buat Target Pengembangan Diri
Target yang terakhir adalah Target Pengembangan Diri. Anda setuju kan, jika:
Kita yang saat ini harus lebih baik dari Kita yang dulu. Dan Kita dimasa yang akan datang harus lebih baik daripada Kita sekarang. Bagaimana bisa lebih baik?
The Power of Kepepet Keuangan Habiskan Gajimu - Deadline - Perencana Keuangan Independen Finansialku
Jawabannya satu, ya melakukan pengembangan diri (self development). Terkadang pengembangan diri membutuhkan sejumlah dana. Misal yang tadinya masih kelebihan berat badan, ingin ikut gym untuk membuat badan lebih sehat dan ideal. Nah kondisi ini juga dapat menyebabkan kondisi kepepet keuangan.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas: kondisi kepepet keuangan harus terjadi jika ada batasan WAKTU. Harus disadari bahwa waktu adalah mata uang baru yang tidak dapat dikembalikan. Kondisi kepepet keuangan adalah ketika Mata Uang (Rupiah) dibandingkan Waktu yang Anda miliki.
Apakah Anda sudah menciptakan kondisi kepepet keuangan? Seperti apa bentuknya?
Image Credit:
Time Management – http://goo.gl/PeD4vB
Post a Comment